Monday, January 30, 2012

Tips Agar skripsi cepat selesai

Tips Agar skripsi cepat selesai - Mengerjakan skripsi itu susah-susah gampang. Susah, sebab memang diperlukan kerja keras untuk bisa menyelesaikan. Mudah, sebab mengerjakan skripsi adalah pekerjaan yang ‘ketok moto’–terlihat–apalagi ada dosen pembimbing yang siap membantu mahasiswa menyelesaikannya. Namun koq ya ada mahasiswa yang setahun lebih tidak menyelesaikannya? Jangan sakit hati, sebab saya pun demikian adanya. Tetapi pengalaman itu menjadi guru yang paling berharga, agar bisa diambil pelajarannya oleh teman-teman yang lain–sehingga tidak terjadi hal serupa (waah.. udah bijak bgt nich.. kayaknya udah cocok jadi guru).

Percaya nggak percaya, proses penulisan skripsi saya dari awal hingga ujian, memakan waktu setahun lebih. Kalau tidak percaya, silahkan dilihat blog saya: inderaja.blogspot.com, yang menjadi salah satu instrumen dalam penelitian saya. Artikel-artikel dalam blog itu saya posting sejak bulan November 2007. Sementara saya baru bisa ujian pada tanggal 4 Desember 2008 (meski akhirnya diundur hingga tanggal 22 Desember..hiks.. hiks…).

Beruntunglah kalian para mahasiswa UNY angkatan 2005 ke bawah, sebab setelah ada ISO, pengerjaan skripsi dibatasi maksimal 8 bulan. Artinya akan ada ‘tekanan’ yang gencar dilakukan oleh para PA kalian, jika di KRS sudah terisi kata ‘TAS’. Bersiap-siap saja lah… Namun dengan adanya tekanan (baca : motivasi) dari pada dosen, tidak serta merta membuat skripsi cepat kelar bak hujan yang turun saat langit telah mendung (husy.. bukan saatnya untuk puitis!). Sebab skripsi adalah dari mahsiswa, oleh mahasiswa, dan untuk mahasiswa (opo maneh iki?). Intinya, semuanya dikembalikan kepada kita. Skripsi rampung sehari (emang bisa?), atau selesai di hari tua, itu terserah anda!.

Nah, berdasarkan pengalaman teman-teman yang telah sukses menyelesaikan skirpsi, berikut adalah tipsnya:

1. Jalin komunikasi dengan dosen pembimbing.

Ingat, kita yang harus pro aktif.. jangan nunggu diuber-uber kayak bebek yang keasyikan berenang! Pekerjaan dosen tidak hanya mengurusi mahasiswa, tapi juga urusan proyek, istri dan anak-anaknya. Komunikasi ini sangat penting untuk menyamakan persepsi antara kita dengan dosen. Kalau persepsinya sudah berbeda, tentunya kita sendiri yang harus capek dibuatnya.

2. Buat target dan Sisihkan waktu; Buatlah target dan planing dalam proses pengerjaan skirpsi, mulai dari penyusunan proposal hingga memasuki tahap ACC untuk ujian, lalu berusaha untuk mencapai target yang ditentukan. Waktu yang kita sisihkan setiap hari/minggunya tergantung dari target kapan skripsi selesai. Semakin cepat target , berarti semakin banyak waktu yang harus kita sisihkan setiap hari/minggu. Target standar penyelesaian skripsi untuk saat ini adalah 8 bulan. Silahka diperhitungkan sendiri berapa waktu yang harus kita sisihkan setiap minggunya.

3. Persiapkan dengan matang referensi yang dibutuhkan. Sempatkan mengunjungi perpustakaan minimal sekali sebelum kita mengerjakan. Jika memang benar-benar hanya sempat sekali keperpustakaan dalam sepekan, siapkan buku catatan setiap masuk perpustakaan. Lalu catat segala informasi/referensi yang dubutuhkan lengkap dengan informasi sumbernya (yang nantinya kita masukkan ke dalam daftar pustakan). Ini penting, sebab peminjaman buku di perpustakaan dibatasi, sementara kebutuhan referensi tak terbatas.

4. Cari Lokasi yang benar-benar nyaman untuk mengerjakan. Kalo memang merasa nyaman dengan mengerjakan skripsi di puncak gunung sambil melihat sunrise, kenapa tidak? tapi apa ya se-repot itu? paling-paling kita cuma butuh tempat yang sepi, tenang, serta jauh dari gangguan-gangguan ‘makhluk’ di sekitar kita. Oh iya, terkadang variasi memang dibutuhkan agar pikiran kita menjadi lebih segar.

5. Katakan ‘tidak’ untuk sesuatu yang ‘membahayakan’ planing kita dalam proses pengerjaan skripsi ini. Biasanya bagi mahasiswa dengan tipe JAPAN (sukanya JAlan-jalan, PestA, dan Nongkrong), planing mereka terancam terganggu hanya karena bujuk rayu teman-temannya. Begitu pula mahasiswa dengan tipe KO (Kuliah-Organisasi), yang terkadang harus ewuh pekewuh menerima amanah–tanggung jawab–yang kadang tak bersahabat dengan urusan akademis yang satu ini. Sampaikan saja dengan bijak–bahwa ada amanah lain yang juga harus segera dipertanggungjawabkan. Ingat, kuliah adalah amanah dari orang tua kepada anaknya tercinta. So, sudah semestinya ini menjadi prioritas pertama.

6. Diskusikan dengan teman bila perlu.

Jangan salah….di sekeliling kita banyak orang-orang pinter. Banyak kan di antara teman kita yang sudah lebih dahulu lulus, atau malah ada yang sudah menjadi dosen. Kalo memang mereka bisa membantu kita, kenapa tidak? Sah-sah saja selama minta bantuannya tidak keterlaluan.

7. Sertai dengan doa.

Berdoa tanpa usaha adalah BOHONG, usaha tanpa berdoa adalah SOMBONG. So, mau kalo kita dikatakan sebagai orang sombong? Enggak kan? lagi pula, satu-satunya hal yang bisa mengubah takdir adalah doa. Saya jadi ingat kemarin, 2 hari menjelang penutupan pendaftaran yudisium, ternyata ada mahasiswa smester 14,5 (habis… masuknya Juli 2001 sich..) yang belum ujian. Mestinya mahasiswa ini sudah di DO. Tapi–mungkin karena doa–skripsinya yang lama terlunta-lunta itu akhirnya di ujikan juga. Si mahasiswa ini pun lulus dengan memperoleh gelar sarjana. Saya tidak berharap kalian juga seperti itu lho… tetapi, paling tidak, ketika segala usaha, daya dan upaya sudah kita lakukan dan tetap saja belum berhasil, kita masih punya solusinya.
referensi : sastroedi.wordpress.com/2009/02/17/agar-skripsi-cepat-selesai/

rating 5

No comments:

Post a Comment